Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Brahman dan Atman

BRAHMAN DAN ATMAN
Didalam kehidupan ini tentu kita mengetahui bahwa setiap makhluk pastinya memiliki Atman untuk hidup. Atman sendiri berasal dari Brahman. Terkadang sebagian dari kita belum terlalu paham mengenai Brahman dan Atman sebenarnya. Untuk itu marilah kita pahami lebih mendalam lagi Apa itu Brahman dan Atman?
  
Sebelum memulai lebih mendalam mengenai beberapa pernyataan Upanisad tentang Brahman, Apa sebenarnya Brahman itu? Pertama-tama akan dipetik beberapa ucapan dari upanisad mengenai Brahman sebagai berikut: 
Sri Svami Rama dalam komentarnya mengenai Mandukya Upanisad menyebutkan sebagai berikut : "Kata Brahman berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu akar kata Brha atau Brhi yang meluap/mengembang, pengetahuan yang segala sesuatu kata ini selalu dalam jenis kelamin neutrum (banci), hal ini menunjukkan bahwa Tuhan (Kebenaran Mutlak) berada di luar konsep jenis kelamin, pria dan wanita, dan di luar konsep yang merupakan dualistis".

Brahman hadir dimana- mana, maha tahu, maha kuasa, itulah sifat dasar dari satu kebenaran yang mutlak itu. Brahman adalah Kebenaran sejati, Kesadaran tertinggi yang tidak akan pernah dipengaruhi oleh perubahan sifat duniawi. Brahman yang menjadikan Diri-Nya sendiri dan memenuhi seluruh alam semesta ini.  

Brahman sendiri tidaklah berbeda dari Sang Diri pada seluruh umat manusia pada (hakekatnya) dan semua adalah Brahman. Berpangkal dari pandangan ini seluruh umat manusia pada hakekatnya/essensinya ialah sama dan satu. Menempatkan perbedaan dan segala sesuatu terhadap umat manusia adalah kerugian yang sangat besar dan mengejawantahkan (mengutamakan) Kesatuan di dalam dan di luar akan mencapai tujuan tertinggi. ( Rama, 1982 " 24 ).

Di dalam Taitiriya Upanisad 2.1. dan Brhad-aranyaka Upanisad 3.9.28. disebutkan
 Satyam Jnanam anantam brahma,   vijnanam anandam brahma, 

Yang artinya : Brahman ialah Kebenaran, dan Pengetahuan (Brahman adalah pengetahuan tertinggi dan Kebahagiaan).

Di dalam Taittiriya Upanisad 3.1 disebutkan mengenai Brahman sebagai berikut :
"Dari mana yang ada ini lahir, dengan apa yang lahir ini hidup, kemana mereka masuk ketika kembali, ketahuilah bahwa itu ialah Brahman".

Didalam Mundaka Upanisad II. 1.10. disebutkan: "Purusa Evedam Vidam," artinya: Alam semesta adalah wujud Tuhan Sendiri, ruang dan waktu adalah Tuhan.

Di dalam Brhad-aranyaka IV.4.25 disebutkan "Inilah atman yang agung itu yang tiada dilahirkan, yang tidak bisa merasakan sakit, yang tidak akan bisa mati, abadi, tanpa takut. Brahman sesungguhnya adalah tanpa takut. Dia yang mengerti hal ini akan menjadi Brahman yang tiada kenal takut."
Demikian beberapa petikan Upanisad mengenai Brahman.  

Agar memiliki gambaran secara sederhana mengenai Brahman, dapat disimpulkan secara singkat gambaran umum aspek - aspek dari Brahman menurut Upanisad adalah sebagai berikut : 
-Brahman adalah sama dengan Atman.
-Brahman adalah Maha Esa.  
-Brahman Maha ada, akan keberadaan di mana-mana, meresapi seluruh alam semesta.

Brahman adalah pertama-tama yang ada, tidak ada yang mengadakan (svayambhu), tidak berjenis kelamin, banci, bersifat abadi.  
-Brahman asal dari segala yang ada, menghidupi segala yang ada dan kembali dari semua yang ada ( sangkan Paraning dumadi).  
-Brahman Kebenaran adalah itu sendiri. Brahman adalah Pengetahuan itu sendiri. Brahman adalah Kebahagiaan itu sendiri. Itulah gambaran singkat dari Brahman.

Upanisad mengatakan bahwa Brahman sama dengan Atman, kemudian telah dijelaskan pula apa yang disebut Brahman, sebab itu akan dijelaskan penjelasan apa yang disebut Atman.  

Atman berasal dari kata "an" yang artinya bernafas (hidup). Dalam pengertian umum atman berarti roh atau jiwa yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Seperti halnya Brahman maka Atman pun bersifat kekal disebut tidak pernah mati, dan di dalam Rg Veda Atman "ajobhagah" yaitu yang tidak dilahirkan. Atman adalah esensi dasar dari manusia, sedangkan Brahman adalah esensi hidup dari seluruh alam semesta.
Brhad - aranyaka Upanisad II.5.14, mengatakan: Oknum abadi yang bersinar ini berada pada individu-individu ini adalah Atman, yang adalah abadi, yang adalah segalanya".

Brhad-aranyaka Upanisad IlII.9.26. mengatakan :  
"Atman itu yang ini. Dia tidak bisa dilukiskan, sebab Ia tidak terlukiskan. Dia tidak bisa hancur, sebab Ia tidak pernah dihancurkan. Dia tidak pernah bergantung, sebab Ia tidak mengikat dirinya". 

Jika diperhatikan tanda-tanda dari Atman ini sungguh tidak ada bedanya dengan tanda-tanda dari Brahman. Perbedaan hanya dalam sebutan saja, yaitu sebutan Brahman untuk melukiskan Beliau yang mengadakan dan menjiwai alam semesta, sedangkan sebutan Atman untuk Beliau yang mengadakan dan menjiwai perorangan.

Selanjutnya Prasna Upanisad III.6 disebutkan: 
"Atman menetap di hati yang di dalamnya terdapat seratus satu saraf, masing-masing bagian di atas seratus cabang dan setiap cabang memiliki dua ribu sub cabang yang lebih kecil dan vyana itu adalah prana yang bergerak melalui kesemuanya itu".  
Jelaslah bahwa Atman adalah essensi yang ada di dalam hati manusia dan dengan kekuatannya yang berbentuk prana menghidupi tubuh dan fikiran manusia.
Prana yang memasuki dan menghidupi syaraf-syaraf itu disebut vyana. Adapun hubungan Atma dengan prana dilukiskan di dalam Prasna Upanisad III.3 sebagai berikut:
"Prana ini dilahirkan dari Atman, seperti bayang-bayang mengikuti badan, demikianlah prana tersebut pada Atman. la memasuki (menghidupi) tubuh dan fikiran, dan mengikuti baik dan buruk dari perbuatannya". 

Dalam ungkapan tadi dengan jelas bahwa Atman yang ada di dalam tubuh suatu makhluk pada hakekatnya tidak mempengaruhi tetapi prana yang memasuki dan menghidupi jasad dan pikiran yang membayangkan yang ikut merasakan suka duka, akibat dari perbuatannya dan hal inilah yang menjadikan kelahiran menjadi berulang kali. Sebagaimana diketahui Brahman itu ialah sama dengan Atman tidak terikat, tidak kenal suka dan duka karena Atman adalah tidak lain dari Brahman itu sendiri, sebaliknya prana yang menggetarkan pikiran, menggetarkan jasad, ikut merasakan suka dan duka. 

Mengenai prana, dapat dijelaskan peranan prana dalam tubuh manusia, dan hubungannya dengan pranayama. 

Menurut para Yogi, manusia memiliki tiga aliran saraf batin yang semuanya berada di tulang punggung yaitu : saraf batin yang disebut Sushumna terletak di tengah-tengah, sedangkan sebelah kanan dan sebelah kirinya disebut Ida dan Pingala. 
Sushumna itu adalah kosong (hol-low) yang tidak ada syaraf pun yang berhubungan kesana, dia bekerja hanya mclalui nadi-nadi Ida dan Pingala saja yang penuh dengan syaraf-syaraf. 

Aliran-aliran fikiran dari otak bergerak hanya melalui Ida dan Pingala dan dari sini membawakan perintah-perintah ke seluruh anggota badan. Gerakan-gerakan yang ritmis dari nafas yang disebut prana, bukan saja berguna untuk membersihkan darah, tetapi justru yang penting adalah menggerakkan syaraf-syaraf dari Ida dan Pingala. Hakekatnya semua gerakan ditimbulkan oleh prana. Prana adalah elektrisited dan juga magnetis, dengan prana semua pikiran yang dilontarkan dari otak lewat Ida Pingala menuju syaraf-syaraf keseluruh anggota badan. 
Bila Atman bekerja (berkrida ) maka dari diri-Nya keluar dari kekuatan getaran yang disebut prana yang menyebabkan manusia bisa berpikir dan bekerja. Jika bagian otak tidak bisa menangkap prana maka orangpun merasa berkunang-kunang pengelihatannya dan kemudian pingsan. Alam semesta ada dan bergerak adalah karena adanya prana yang menggetarkan akasa. Matahari bersinar adalah karena prana. Sebab Atman adalah satu dengan Brahman (tidak terpisahkan) maka prana perorangan dan prana alam semesta merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan. Para yogi pada zaman dahulu jika ingin mengetahui pikiran orang lain, maka ia akan menyesuaikan diri lebih dahulu dengan gelombang prana orang tersebut.  
Bila gelombangnya sudah sama maka apa yang ada di depan orang itu akan bisa dilihat atau diketahui oleh Yogi tersebut (bandingkan dengan radio). Demikian pula para Yogi pada jaman dahulu dapat mengatur suhu badanNya, meskipun dipuncak gunung beliau tidak akan kedinginan, ditempat panas tidak merasa kepanasan karena beliau dapat mengatur gelombang prana pada dirinya, orang yang dapat menguasai gelombang prana akan bisa mengatur kesehatan tubuhnya. 
Prana Yama adalah pengaturan pernafasan, getaran prana dari prana yama secara teratur dapat mengaktifkan seluruh saraf-syaraf dari tubuh. Jika syaraf-syaraf dari tubuh berjalan normal maka badan pun akan sehat dan umur pun akan panjang. Demikianlah penjelasan mengenai prana.
Apakah masih ada pertanyaan mengenai Brahman? 

Mengenai Atman sebagai essensi yang ada di dalam hati manusia. Apakah hanya manusia saja yang memiliki Atman? Apakah tumbuh-tumbuhan dan binatang tidak memiliki Atman?

Ketahuilah bahwa seluruh alam semesta ini baik binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda yang disebut benda mati pada hakekatnya hidup dan dijiwai oleh Atman atau Brahman.
Seperti sebuah generator yang menghidupi berbagai jenis - jenis lampu dengan ukuran watt yang berbeda-beda. Menghidupi mesin-mesin, kompor dan freezer, demikianlah juga manusia, binatang, tumbuhan dan isi alam ini mendapatkan jiwa dari sumber yang satu dan tidak dapat terpisah yaitu Brahman. 

Pada hakekatnya Brahman tidak berbentuk, tetapi mengambil bentuk apa saja, sehingga tampak berbeda dengan aslinya serta namanyapun berbeda pula. Berikut contoh perbandingannya:

Coba lihat ini adalah " bantal " isinya adalah kapas. Apakah pembungkus bantal itu kain bukan? Dari apakah kain itu dibuat, dari kapas bukan? Jadi, dibagian luarnya kain, dibagian dalamnya kapas. Dimana letak perbedaan kain dengan kapas itu, kain itu adalah kapas juga? Mengapa gabungan kain dengan kapas ini disebut bantal dan didalam bentuk yang lain disebut kasur ? hakekatnya semuanya ini tidak lain dari kapas? Demikian Ida Sanghyang Widhi dengan segala wujud dan nama Beliau baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Beliau bisa mengambil segala wujud dan nama yang berbeda-beda.




Sumber buku: Pengantar PENGHAYATAN UPANISAD oleh Cudamani
Penerbit: Hanuman Sakti Jakarta 1991
Sumber gambar: Pixabay